Selasa, 01 Juni 2010

Hubungan diplomatik Indonesia-Jepang Pasca Perang Pasifik (1941-1945)

Nama : Jannah Lia
NIM : 209000148
Program Studi : hubungan Internasional Univ. Paramadina


Hubungan diplomatik Indonesia-Jepang Pasca Perang Pasifik (1941-1945)

A. Pendahuluan

A.1 Latar Belakang Saat Jepang Menduduki Indonesia

Jepang datang ke Indonesia di saat Indonesia masih dalam penjajahan Belanda. Saat itu Indonesia sangat ingin lepas dari penjajahan Belanda dan ingin menjadi suatu negara yang Merdeka. Dengan kedatangan Jepang di Indonesia ini, rakyat Indonesia menyimpan harapan bahwa Jepang lah yang akan membantu Indonesia lepas dari penjajahan Belanda. Karena itu rakyat Indonesia sangat senang menerima kedatangan Jepang dan percaya terhadap Jepang. Tetapi rakyat Indonesia terlalu lugu untuk hal ini. Karena mereka tidak tahu bahwa tujuan utama Jepang datang ke Indonesia bukanlah untuk itu. Tetapi mempunyai tujuan dan maksud tetentu. Yaitu ingin menjadikan wilayah Indonesia sebagai back-up untuk keperluan industrinya.

Pada tanggal 11 Januari 1942, Jepang telah berhasil mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur. Keesokan harinya Jepang benar-benar berhasil menduduki daerah ini karena Belanda yang menguasai daerah Tarakan menyerah terhadap Jepang dan mereka sama sekali tidak melakukan suatu perlawanan terhadap Jepang. Pada tanggal 24 Januari 1942, Jepang berhasil menduduki Belikpapan dan menguasi sumber minyak di sana. Selain itu Jepang juga telah berhasil menguasai pulau Sumatera yang mempunyai sumber minyak. Di sini sudah terlihat jelas sekali bahwa tujuan Jepang adalah untuk menguasai sumber minyak yang ada di Indonesia.

Jepang membentuk Pemerintahan sementara di Indonesia setelah berhasil menduduki wilayah Hindia Belanda. Pemerintahan sementara ini terdiri dari tiga pemerintahan militer pendudukan, yaitu : Pemerintahan militer angkatan darat untuk wilayah sumatera yang berkedudukan di Bukit Tinggi, Pemerintahan militer Angkatan Darat untuk wilayah Jawa dan Madura berpusat di Jakarta, Pemerintahan militer Angkatan Laut untuk daerah Sulawesi, Kalimantan dan Maluku yang berpusat di Makasar.

Jepang yang telah berhasil menuduki sebagian dari wilayah Indonesia, memperkuat kekuasaannya di Indonesia. Jepang pun membuat peraturan perundang-undangan yang menetapkan adanya suatu pemerintahan baru dan menghapus sistem pemerintahan lama yang telah ada sebelumnya. Pihak pemerintahan militer Jepang berusaha men-Jepang-kan segala sesuatu yang ada di Indonesia. Seperti mengubah penentuan tanggal, tahun, jam, mata uang serta sistem pendidikan yang di sesuaikan dengan keadaan yang ada di Jepang.

Pihak Jepang berusaha untuk menjadikan pulau Jawa sebagai sumber dari pembekalan perangnya di daerah selatan karena itu lah Jepang-pun mendatangkan puluhan ribu orang Jepang yang sengaja di datangkan dari Jepang. Pada bulan pertama dengan kedatangnnya para prang Jepang ini, rakyat Indonesia menyambutnya dengan gembira dan dengan pikiran yang positif. Jepang sangat memanfaatkan hal ini, dengan adanya penyambutan yang baik dari pihak Indonesia maka Jepang –pun memanfaaatkan hal ini dengan sebaik mungkin. Maka dari itu, Jepang mulai mendekati kelompok-kelompok masyarakat Indonesia untuk dapat melakukan penggerakan massa untuk melancarkan melaksanakan kebijakan ekonomi dan politik sebagai bentuk dari kepentingan kekuasaan Jepang. Dalam pendekatan yang di lakukan oleh Jepang ini, mereka mendekati kelompok para tokoh nasionalis Indonesia, nasionalis Islam dan kelompok pemuda.

Pada setiap kelompok yang di dekati Jepang mempunyai suatu maksud dan tujuan tertentu. Karena kelompok yang di tuju adalah suatu kelompok yang berbeda-beda. Kelompok Para tokoh nasionals indonesia ini adalah suatu kelompok yang sudah sangat di kenal dalam kehidupan masyarakat luas. Maka dati itu,Jepang berpendapat bahwa jika isa berhasil mendekati kelopmpok ini dengan baik itu berarti bisa menguntungkan pihak Jepang dalam posisi pemerintahannya. Dalam melakukan suatu pendekatan pada kelompok ini, Jepang memberikan janji pada Indonesia bawa Jepang akan membantu Indonesia dalam mencapai suatu kemerdekaan. Para tokoh nasionalis Indonesia menjadi mempunyai rasa percaya terhadap Jepang, karena mereka beranggapan bahwa dengan kedatangan Jepang ini, merupakan suatu kebangkitan bagi Asia untuk mealawan Eropa. Selain itu, mereka beranggapan bahwa dengan menangnya Jepang saat berperang dengan Rusia itu adalah suatu langkah awal dan semangat nasionalisme masyarakat Asia yang dapat mengalahkan bengas Barat.

Dalam pendekatannya pada kelompok nasionalis islam, Jepang merasa sangat mudah dalam menaklukkan kelompok ini. Karena kelompok ini mempunyai suatu pandangan anti barat yang berarti Jepang akan sangatlah mudah dalam mempengaruhi pola pikir agama mereka yang sangat anti barat itu. Pada kelompok pemuda, ini adalah kelompok pemuda yang berasal dari prdesaan maupun perkotaan. Kelompok ini sangat menjadi perhatian ari Jepang karena para pemuda dalam kelompok ini pikirannya masih sangat bersih dan belum pernah terpengaruh oleh pola pikiran Belanda. Mereka di didik secara khusus dengan menanamkan seishin (semangat) atau bushido (jiwa kesatria) yang menekankan suatu kesetiaan pada pemimpin. Selain itu mereka juga di tekankan supaya bisa memjadi orang yang lebih disiplin supaya bisa menghilangkan rasa rendah dirinya dan semangat menjadi budak Jepang.

Sikap semangat yang di terapkan oleh Jepang pada para pemuda ini sangat bermanfaat karena hal ini akan sangat membantu para pemuda saat nanti mereka berjuang dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Jepang juga melatih para pemuda untuk menjadi kekuatan pertahanannya di bawah satu komando. Untuk lebih menarik perhatian para pemuda maka Jepang dengan sengaja menebar janji-janji bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.

  1. Pokok Permasalahan

1. Apa yang dilakukan oleh Jepang di Indonesia pada zaman perang pasifik di Indonesia?

Jepang membuat organisasi-organisasi militer yang bertujuan untuk kepentingan Jepang sendiri.

2. Bagaimana Indonesia bisa mencapai kemerdekaannya?

Kemerdekaan Indonesia bukan di tangan Jepang.

3. Bagaimana hubungan diplomatik Indonesia-Jepang pasca perang pasifik?

Hubungan Diplomatik antara Indonesia-Jepang banyak terjalin dalam bidang ekonomi maupun politik. Hubungan bilateralnya terjalin dengan baik dan bersahabat.

  1. Pembahasan Pokok Permasalahan

Jepang yang berhasil menduduki wilayah Indonesia setelah berhasil menyingkirkan Belanda mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Mereka melakukan banyak hal di Indonesia untuk mencapai tujuan yang mereka hendaki. Jepang membentuk organisasi militer dan semi militer. Yang bertujuan untuk mempertahankan kedudukan Jepang di Indonesia. Selain itu Jepang juga membentuk pasukan yang bernama Seinendan dan Keibodan. Ini adalah sebuah organisasi pemuda yang di bentuk pada tanggal 29 April 1943. Tujuan Jepang membentuk organisasi ini adalah untuk menyiapkan suatu kekuatan cadangan dalam menghadapi serangan sekutu terhadap Jepang. Jepang juga melakukan propaganda, para pemudan dalam kelompok Seinendan dan Keibodan ini dinyatakan sebagai para permuda yang mampu mempertahankan tanah air dengan kekuatannya sendiri.

Pasukan Seinendan ini di latih di pulau jawa yang beranggotakan sekitar 500 ribu orang pasukan. Pasukan ini dilatih latihan militer untuk bisa mejadi pasukan yang dapat bertahan maupun menyerang. Seinendan ini adalah pasukan cadangan yang mampu mengamankan garis belakang dan menjadi kekuatan masyarakat dalam melawan serangan-serangan musuh.

Keibodan adalah suatu organisasi yang di bentuk hampir di seluruh wilayah Indonesia yang anggotanya adalah lelaki saja. Jumlah dari anggotanya tentunya lebih besar dari Seinendan yaitu sekitar satu juta orang. Tujuan di bentuknya pasukan Keibodan ini adalah untuk membantu para polisi seperti dalam menjaga keamanan di desa-desa, menjaga lalu-lintas dan lainnya. Pihak Jepang sangat berusaha keras agar pasukan Keibodan ini tidak dipengaruhi oleh kaum nasionalis Indonesia karena di khawatirkan akan terpengaruhi oleh semangat nasionalisme.

Selain adanya pasukan Seinendan dan Keibodan, Jepang juga membentuk pasukan Heiho dan PETA. Pasukan Heiho ini memberikan kesempatan untuk para pemuda Indonesia di latih militer dan membantu tentara Jepang yang langsung di pimpin oleh komando Jepang. Pasukan ini si tempatkan pada angkatan darat dan juga angkatan laut. Pasukan Heiho ini berbeda dengan pasukan PETA (Pembela Tanah Air) karena pasukan ini berfungsi menggantikan pasukan Jepang saat perang. Pangkat perwira tidak pernah di berikan pada pasukan-pasukan ini, karena pangkat perwira hanya di berikan untuk orang Jepang saja.

Jepang yang membentuk organisasi-organisasi militer dan semi militer ini memang mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Tapi selain itu Jepang juga berpikir bahwa dengan adanya organisasi-organisasi ini akan sangatlah bermanfaat ketika mereka harus berhadapan kembali kepada Belanda jika Belanda datang lagi untuk menduduki wilayah Indonesia.

Jepang sangat ingin selalu menguasai Indonesia karena kekayaan sumber minyak yang di miliki oleh indonesia. Jepang ingin memeberikan kemerdekaan kepada Indonesia jika mereka sudah yakin bahwa pemimpin Indonesia bersedia menjadi penikut setia Jepang atau dengan kata lain Indonesia di jadikan sebgai “negara boneka” Jepang. Memang pada awalnya Jepang telah membarikan janji kepada Indonesia bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia “pada suatu hari nanti”. Ini adalah sebuah janji yang sangat mengambang dan tidak adanya suatu kepastian yang jelas.

Pada saat Jepang di ambang kekalahan, bangsa Indonesia di ambang keraguan,apakah melawan Jepang lalu memerdekakan diri? Bangsa Indonesia ingin segera memedekakan diri menjadi bangsa yang berdaulat tetapi di sini masihterdapat perbedaan pandangan antara para pemimpin nasionalis intelektual dan para pejuang muda. Kehadiran Jepang di Indonesia ini juga telah memberikan semangat kepada bangsa Indonesia untuk merdeka dan menolak kedatangan Belanda ke Indonesia lagi.

Kondisi Jepang yang sudah semakin terjepit, Perdana Menteri Tojo mengundurkan diri lalu di ganti oleh P.M. Koiso Kunaki. Saat itu pasukan sekutu berhasil memaksa Jepang untuk mengeluarkan berbagai kebijakan untuk melakukan pendekatan pada Rusia, tetapi mengalami kegagalan. Para pemimpin Indonesia menyadari bahwa kekalahan Jepang hanya tingaal menghitung hari karena telah jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 dan Uni Soviet telah menguasai bagian Selatan dan wilayah Jepang Utara.

Pada tanggal 15 Agustus 1945, melalui radio di beritakan bahwa Kaisar menyatakan menyerah tanpa syarat kepada pihak sekutu. Pihak komando Jepang yang berada di Jakarta mengalami dilema dan berada dalam posisi yang sulit. Pihak Jepan diwajibkan menyerahkan seluruh senjatanya kepada pihak sekutu dan Jepang tidak lagi ikut campur tangan dalam gerakan kemerdekaan Indonesia. Karena pada saat itu pasukan Jepang belum tiba di Indonesia, laskar pejuang memaksakan senjata pasukan Jepang harus di serahkan kepada Indonesia sehingga terjadilah bentrokan senjata di berbagai tempat. Sekitar seribu orang pasukan Jepang ikut membela Indonesia karena tidak mau di serahkan kepada pihak sekutu dan juga karena merasa kasihan atas prilaku Jepang yang telah membuat bangsa Indonesia menderita.

Di wilayah Indonesia sempat terjadinya kevakuman kekuasaan karena tertahannya pasukan Inggris di Burma selain itu Jepang juga belum menyerahkan kekuasaannya kepada pihak sekutu. Situasi ini dimanfaatkan dengan baik oleh para pejuang nasionalis Indonesia untuk memproklamasikan dirinya sebagai bangsa dan negara yang merdeka. Hingga akhirnya di adakanlah rapat PPKI pada 17 Agustus 1945. Naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia di tandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Setelah pembacan nakah proklamasi maka Indonesia dinyatakan merdeka dan berita kemerdekaan Indonesia di umumkan ke seluruh Indonesia dan dunia lewat alat komunikasi yang dimiliki oleh Jepang.

Pada bulan April 1958, Indonesia dan Jepang telah banyak menandatangani perjanjian perdamaian dan sejak saat itulah kedua negara ini melakukan banyak persetujuan dan pertukaran nota yang melandasi hubungan bilateral kedua negara. Diperkirakan ada sekitar 200 pertukaran nota antar kedua negara yang mengatur hubungan kerjasama dalam bidang pertanian, kehutanan, peningkatan produksi pangan dan bantuan keuangan.

Untuk mewujudkan kerjasama bilateral antara Indonesia dan Jepang maka disepakatilah pembentukan “Forum Bersama Pemerintah dan Swasta” di bidang investasi sebagai forum komunikasi dan dialog yang antara lain tujuannya adalah untuk memberi solusi terbaik dalam meningkatkan iklim investasi di Indonesia. Kerjasama multilateral antara kedua negara ini baik di forum PBB, ASEAN maupun oganisasi internasional lainnya, merupakan suatu sarana yang baik untuk lebih mengingat lagi hubungan bilateral antara keduanya. Selain itu, Indonesia dan Jepang juga sepakat menandatangani EPA (Economic Partnership Agreement). Posisi geografik Indonesia memiliki kepentingan stratejik Jepang inilah yang menjadi faktor terbinanya hubungan bilateral yang harus dipertahankan dengan baik oleh Jepang.

Dalam melihat hubungan bilateral Indonesia dan Jepang ini perlu dibedakan antara kepentingan pemerintah dan kepentingan swasta. Karena perhitungan dari pihak pemerintah lebih dilandasi oleh kepentingan stratejik dan kepentingan pihak swasta tidak lepas dari perhitungan untung-rugi. Dengan adanya kepentingan stratejik menyebabkan Jepang berusaha keras menggerakkan pihak swasta untuk mengembangkan hubungannya dengan Indonesia melalui program ODA (Official Development Asistance) atau disebut sebagai bantuan dengan bunga pinjaman yang tentunya tidak terlalu memberatkan Indonesia. Bantuan ini berupa pinjaman lnak, bantuan tekhnik dan hibah.

Dari segi kepentingan politik, kemampuan diplomasi, kemampuan militer, kekuatan ekonomi, dan adanya hubungan dekat antara Jepang dan AS menjadi suatu petimbangan yang penting bagi Indonesia dalammengambil suatu langkah kebijakan luar negeri terhadap Jepang. Posisi stratejik Jepang di bidang politik dan ekonomi menempatkan Jepang menjadi salah satu mitra penting bagi Indonesia dalam menciptakan ketertiban dunia maupun kepentingan nasional Indonesia baik itu melalui kerjasama bilateral, regional mapun multilateral.

Dilihat dari sisi Indonesia, muncul keluhan mengenai perilaku Jepang yang melihat hubungan perdagangan Indonesia hanya dari sudut keuntungan pihak Jepang saja. Dengan adanya peraturan di Indonesia bahwa pihak asing dapat melakukan usaha perdagangan dan membangun industri tanpa harus memiliki partner di Indonesia. Hal ini mengakibatkan kerugian bagi Indonesia terutama menghadapi pihak Jepang, karena Jepang seringkali bertindak sesukanya, memaksa dan menekan untuk kepentingannya saja. Sebagai contoh disini, pengusaha UKM di Indonesia terutama di sektor otomotif, yang memasok komponen untuk industri di Jepang. Disini banyak terjadi keluhan karena adanya paksaan untuk mengikuti ketentuan-ketentuan yang lebih banyak menguntungkan pihak Jepang.

  1. Kesimpulan dan Saran

Hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang telah berlangsung sejak tahun 1958 hingga sekarang. Hubungan ini berlangsung dengan baik dan bersahabat walaupun terkadang muncul sedikit perselisihan, perbedaan dan masalah antar kedua negara dalam melaksanakan kerjasama bidang politik maupun ekonomi baik itu dalam tingkat bilateral maupun multilateral.

Jepang memiliki kedudukan yang penting bagi Indonesia, karena Jepang termasuk negara donor terbesar, investor, dan juga mitra dagang yang termasuk besar. Sebaliknya, Indonesia juga memiliki posisi khusus bagi Jepang karena letak geografi dan hasil alam Indonesia sangat penting untuk Jepang. Jika dilihat dari segi politiknya hubungan antara Indonesia dan Jepang terlihat selalu bersahabat dan baik-baik saja. Dengan adanya faktor hubungan emosional dari sepanjang sejarah perang pasifik (1941-1945) hal ini ikut mewarnai suasana dan hubungan bilateral Indonesia-Jepang.

Jepang sudah tidak lagi memiliki “emotional attachment” dalam melihat hubungannya dengan Indonesia karena cenderung dipengaruhi oleh cara berfikir sesuai dengan strategi kepentingan barat. Indonesia perlu berantisipasi dalam menghadapi Jepang karena takut adanya gejala terjadinya pertemuan kepentingan politik yang bersifat stratejik, dimana Jepang akan selalu menempatkan diri sebagai bagian dari sekutu Barat.

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang kondisi sosial-politiknya bersifat majemuk, dengan kondisi yang seperti ini seharusnya Indonesia menjadikan kemajemukan itu sebagai kekuatan bukan suatu kelemahan. Salah satu cara untuk menciptakan kekokohan pada bangsa yang majemuk dapat dilakukan dengan cara, meningkatkan mutu dan tingkat pendidikan serta pengetahuan teknologi yang setara di seluruh wilayah negeri. Agar tidak terjadinya suatu kesenjangan tingkat kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melihat keterbatasannya kemampuan teknologi Indonesia ini harus dijadikan sebagai acuan dan tantangan untuk tetap terus maju dan berusaha dalam mengejar ketertinggalan teknologi negara Jepang dan juga negara yang lainnya.

Bangsa Indonesia dalam hubungan ini harus bisa menunjukkan diri sebagai pemimpin di Asia Tenggara supaya bisa lebih baik lagi dalam menghadapi kepentingan-kepentingan stratejik Jepang, maupun negara lainnya. Dari sudut kepentingan Indonesia ada faktor yang ikut menentukan sejauh mana Indonesia bisa menjaga posisinya sebagai negara yang memiliki bobot internasional dan sebagai bangsa yang mampu menatap masa depan yang lebih cerah dan juga dapat menjadi negara yang bisa memperhitungkan lebih baik lagi dalam setiap langkah yang di ambil untuk melaksanakan kerjasama hubungan diplomatiknya dengan negara Jepang maupun negara-negara lain.

Hubungan diplomatik Indonesia-Jepang ini sangatlah bagus untuk dipertahankan, mengingat bahwa kerjasama antara kedua negara ini saling menguntungkan dalam berbagai bidang terutama dalam bidang ekonominya. Tapi disini, hendaknya Indonesia bisa menngambil keputusan dan berpikir dengan lebih baik lagi agar Indonesia tidak selalu menjadi pihak yang terkadang sering dirugikan oleh pihak Jepang. Sangatlah diharapkan Indonesia bisa menjadi lebih tegas lagi dalam setiap bertindak agar tidak di permainkan oleh negara lain khususnya Jepang.

Indonesia tidak banyak mendapatkan keuntungan ekonomi dalam hubungan kerjasama dengan Jepang, karena dalam persoalan dagang dengan Jepang lebih banyak terdapat hambatan non-tarif daripada kendala tarif. Berarti perjanjian EPA yang sudah ditandatangi kedua negara ini kurang berjalan dengan baik, karena kurang memberikan keuntungan yang seimbang dan sejajar. Jepang tidak akan dengan semudah itu mau membuka pasarnya pada Indonesia ataupun dengan negara lainnya, walaupun tidak ada lagi persoalan tarif. Jepang akan tetap memberikan suatu persyaratan internal yang sesuai dengan hukum terhadap setiap jenis-jenis barang yang akan diimpor oleh Jepang. Apalagi disini Jepang sangatlah dikenal sebagai negara yang sulit melakukan “transfer of technology”. Walaupun demikian, sangatlah baik jika Indonesia tetap berusaha dekat dan menjalin hubungan kerjasama dengan Jepang karena Jepang adalah termasuk negara yang kuat di bidang ekonomi dan tentunya sangat bermanfaat dan bisa menguntungkan Indonesia juga.

Daftar Pustaka

Irsan, Abdul. 2007. Budaya dan Perilaku Politik Jepang Di Asia. Jakarta: Grafindo

1 komentar:

  1. Apakah dalam bentuk hubungan okupasi dapat dikatakan ada hubungan diplomatik? Apakah sebelum 1945 atau pada tahun 1941 sudah ada negara dengan nama Indonesia? Pembahasan ini menjadi tidak relevan karena aktor yang tidak jelas. Lebih baik Anda fokus pada hubungan Indonesia-Japan paska kemerdekaan.

    BalasHapus