Rabu, 02 Juni 2010

Diplomasi kontemporer Amerika Smart Power Diplomacy

Rizka Sherlyta Adriani
209000200

I. Pendahuluan

Amerika serikat adalah negara yang dapat dikatakan untung dalam masa berakhirnya perang duni kedua , karena dari sisi Amerika Serikat mereka menang melawan para musuh – musuhnya sehingga menempatkan negara adidaya tersebut sebagai pemenang mutlak perang tersebut. Selain itu runtuhnya era komunisme pada akhir dekade Sembilan puluhan yang ditandai dengan runtuhnya Uni soviet, musuh utama AS semakin menandaskan posisi AS sebagai negara yang penuh dengan hegemoni. Konsep dunia yang unipolar saat itu sangat terasa dimiliki oleh AS melalui berbagai doktrin-doktrinnya untuk mencapai tujuan nasional negaranya. Seperti doktrin Truman yang tujuannya adalah untuk membantu rekonstruksi negara – negara di Eropa Barat pasca perang dunia ( lebih dikenal dengan politik pembendungan ) serta Doktrin Monroe yang menggambarkan kepentingan nasional AS di belahan bumi barat melalui kebijakan – kebijakan yang di terapkan.
Pada masa kepemimpinan Presiden George.W Bush, politik luar negeri AS terlihat cenderung menggunakan Hard Power sebagai instrumen diplomasinya , terlebih lagi setelah peristiwa serangan 11 september 2001 yang semakin membuat politik luar negeri AS mencapai titik klimaksnya. Pada masa pemerintahan Bush state power ini didominasi oleh kekuatan neokonservatif yang menjadikan Bush sebagai simbol utamanya. Ketika AS dalam control Bush sebagai presidennya , Amerika dikucilkan , ditakuti , dan dibenci dunia. Lebih jauh dia menyatakan pemerintah hanyalah sekumpulan hipokrit yang duduk dalam kursi pemerintahan , menjadikan AS sekarang sebagai sebuah negara yang tidak “damai”.
Dalam berbagai ranah politik internasional dan permasalahan internasional hampir selalu AS muncul sebagai negara yang sangat ingin menunjukkan hegemoninya. Terkait dengan permasalahan domestik di Eropa tentang keanggotaan NATO , nama AS dan Inggris merupakan aliansi yang telah lama bersatu dan sekarang keberadaan Inggris di NATO dianggap oleh negara – negara Eropa lainnya adalah tidak lain sebagai kepanjangan tangan dari AS. AS telah berhasil memperalat keberadaan NATO sebagai collective defense untuk menjaga kepentingan – kepentingan AS di luar negeri. Apalagi hal ini diperburuk dengan invasi AS ke Afganistan dengan dalih serangan 11 september 2001 yang dilakukan oleh Rezim Taliban yang berbasis di Afganistan. Tidak hanya itu,kepentingan AS di Timur Tengah juga telat membuat terpecahnya keanggotaan NATO ke dalam dua kelompok, yakni Europianist dan Atlanticist, terkait dengan serangan AS ke Irak . Telah cukup terlihat jelas bahwa politik luar negeri AS selalu mengutamakan “POLITIK SERANG DULUAN” dalam menangani kasus – kasus yang cukup krusial bagi AS, yang sebenarnya ini merupakan salah satu Doktrin yang Bush terapkan pada masa pemerintahannya karna dia tidak mau Amerika dipermalukan lagi setelah pasca 11 september 2001 yang dimana AS diserang oleh kawanan Teroris.
Terpilihnya Barack Obama sebagai Presiden kulit hitam AS pertaama telah memberikan suatu era baru dalam politik Luar negeri AS, yang oleh banyak negara- negara di dunia diharapkan mampu merubah politik luar negeri AS lebih cenderung ke arah Soft Power. Perbaikan citra AS di mata dunia internasional dan keterpurukan ekonomi AS adalah hal utama pertama yang sudah menjadi tanggungan dan tantangan Obama diawal masa pemerintahannya , juga menjadi masalah yang amat penting bagi Obama untuk memulihkan nama baik AS yang pada masa kepemimpinan Bush, AS selalu identik dengan kekerasan. Berbeda dengan politik luar negeri AS pada masa kepemimpinan Bush , politik luar negeri AS pada masa Obama sekarang lebih banyak menggunakan soft power dan smart power dalam hubungannya dengan negara lain. Smart power yang sekarang dikembangkan oleh Obama tidak hanya melibatkan unsur militer tetapi juga melibatkan kapasitas ekonomi, intelijen, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta diplomasi damai lainnya.
Yang menjadi research question adalah :
1. Bagaimana Presiden Obama menerapkan Smart Power Diplomacynya di masa pemerintahannya saat ini ?
2. Bagaimana Presiden Obama menyelesaikan masalah – masalah AS dan apa saja langkah-langkah yang diambilnya ?


II. Pembahasan
20 januari adalah hari besar dan merupakan babak baru yang Amerika masuki karna terpilihnya Presiden Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat ke-44 , Presiden kulit hitam pertama di Amerika Serikat. , harapan yang sangat besar rakyat Amerika dalam menyongsong masa depan, yang juga harapan dari banyak negara didunia, kini menjadi sebuah tanggung jawab besar Obama.
Obama menjadi presiden ditengah situasi yang memburuk yang memukul AS dan mengimbas keseluruh dunia. Dia mengingatkan rakyat AS bahwa tantangan yang dihadapi tidak mudah, dia mengajak seluruh bangsa untuk selalu penuh harapan dan meminta seluruh rakyat untuk memikul tanggung jawab pribadi dan bersiap-siap menghadapi masa-masa sulit ke depan. Obama akan lebih mencurahkan perhatian pada masalah ekonomi selama 16 bulan ke depan. Presiden Obama yang berasal dari partai Demokrat itu sangat diharapkan mampu membawa Amerika serikat ke arah yang lebih baik oleh warga Amerika Serikat dan seluruh dunia karna , pada masa pemerintahan sebelumnya Presiden Bush membuat nama Amerika sangat terpuruk dimata dunia.
Obama dihadapkan pada dua masalah pokok yaitu masalah dalam negerinya memperbaiki perekonomian dan kebijaksanaan politik luar negerinya yang pada delapan tahun terakhir banyak diwarnai kekuatan keras atau militer (hard power). Diharapkan dengan terpilihnya Presiden Obama sejarah Amerika baru akan terukir dengan baik , rakyat Amerika ikut membantu dan ikut berpartisipasi melalui perencanaan sistem demokrasi yang amat matang , pemerintah dan rakyat dapat bahu-membahu membangun kembali ekonomi AS yang dilanda resesi dan mengembalikan citra AS di mata dunia. Berbagai tugas berat sudah siap menunggu Obama pada hari pertama pelantikannya. Dari sisi domestik, rakyat Amerika berharap Obama dapat membalikkan situasi resesi ekonomi yang membebani rakyat menjadi keadaan yang memberi masa depan yang cerah bagi anak-anak Amerika. Rakyat AS juga berharap agar pemerintah dapat memperluas layanan kesehatan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih layak dibanding delapan tahun di bawah Presiden George W Bush dari Partai Republik.
Smart Power adalah struktur Diplomacy yang Obama gunakan. Smart Power yang digunakan oleh Obama sekarang dilatarbelakangi oleh Partai Demokrat dari mana Presiden Obama berasal. Partai Demokrat lebih menonjolkan gaya puritan demokratis dari ideologi liberalisme sedangkan Partai republik pada masa Bush lebih menonjolkan nuansa konservatisme. Oleh karna itu Partai Demokrat lebih enggan menggunakan kekuatan militer dalam penerapan politik luar negerinya. Persoalan HAM, demokrasi, dan lingkungan hidup tetap menjadi bagian penting dari politik domestik dan luar negeri AS. Selain itu Partai Demokrat lebih memfokuskan diri pada pembangunan ekonomi AS, jaminan social, penerapan pajak progesif yang konsisten (khususnya penarikan pajak yang tinggi pada orang kaya AS), pelayanan kesehatan yang lebih baik, dan perhatian pada pendidikan yang tersebar dan bermutu di seluruh negeri. Selain itu permasalahan internasional juga menanti Obama untuk diselesaikan, seperti penutupan penjara di Teluk Guantanamo, penarikan pasukan AS dari Irak, soal pembangunan nuklir di Iran dan hubungan AS – Iran , dan kebijakan positif AS untuk menyelesaikan konflik di Jalur Gaza.

Dengan konsep diplomacy yang Obama jalankan , orang-orang yang mendampingi dan membantu Obama untuk mengatur Amerika Serikat juga adalah orang – orang yang sudah Obama dan partainya pilih dan dipikirkan secara matang , karna dibutuhkan orang yang benar-benar ahli dan mampu membantu Obama mengatur AS dan mengubah citra AS , karna hal tersebut tidaklah mudah dan tidak boleh setengah-setengah melakukan pekerjaanya. Presiden Obama bersama wakilnya Joe Biden merupakan gabungan 2 pemimpin baru Amerika yang muda dan energik penuh semangat dan politisi handal dan berpengalaman yang amat matang serta penuh pertimbangan. Di bidang politik luar negeri, AS juga memiliki Orang terpilih yakni Hillary Clinton , mantan pesaing utamanya Presiden Obama saat pemilihan capres dari Partai Demokrat. Hillary dipilih Obama menjadi Menteri Luar Negeri AS dan itu sudah mendapatkan persetujuan dari Senat AS. Hillary bukan hanya mantan ibu negara yang disegani , melainkan juga pernah menjadi anggota Senat AS dari negara bagian New York dan dia sangat menunjukkan kepiawaiannya dalam urusan luar negeri.

Ada perbedaan mendasar antara Partai Demokrat dan Partai Republik,walaupun kedua partai itu sama-sama menganut ideologi liberal ala Amerika. Partai Republik lebih menonjolkan nuansa konservatisme ketimbang Partai Demokrat yang lebih menonjolkan gaya puritan demokratis dari ideologi liberalisme.
Dibandingkan dengan Partai Republik, misalnya, Partai Demokrat lebih kurang menggunakan
kekuatan militer dalam penerapan politik luar negerinya. Persoalan HAM , demokrasi, dan
lingkungan hidup tetap menjadi bagian penting dari politik domestik dan luar negeri AS.
Partai Demokrat lebih memfokuskan diri pada pembangunan ekonomi AS , jaminan sosial,
penerapan pajak progresif yang konsisten (khususnya penarikan pajak yang tinggi pada orang
kaya AS) , pelayanan kesehatan yang lebih baik, perhatian pada pendidikan yang tersebar dan
bermutu di seluruh negeri , dan tidak enggan untuk menggunakan kekuatan negara demi
keadilan sosial.
Hal penting yang perlu dipahami, penerapan politik luar negeri AS tidaklah akan berubah
secara total dan drastis dari pemerintahan Republik ke Demokrat. Berbagai perjanjian
internasional atau MoU yang sudah ditandatangani AS dengan berbagai negara tentunya akan
tetap berlaku dan dihormati , termasuk berbagai hal yang terkait dengan peningkatan hubungan
militer AS dan Indonesia.

Didalam Smart Power Diplomasi bukan hanya didukung oleh kapabilitas militer saja , melainkan oleh pemanfaatan seluruh kapabilitas yang dimiliki AS seperti ekonomi , intelijen , ilmu pengetahuan dan teknologi , serta diplomasi damai lainnya.
Untuk mencapai smart power itu AS harus menjalankan perannya sebagai pemimpin yang mengayomi , meski pada saat tertentu AS juga harus menjadi pemimpin yang Tegas. Secara sederhana, AS harus pintar melakukan perubahan-perubahan dari Hard power yang Amerika Serikat gunakan pada awalnya , kemudian diubah dan dibentuk menjadi bentuk baru yaitu Smart Power. Karena itu, di samping kekokohan kekuatan militer, AS juga perlu memberi perhatian terhadap kebutuhan publik global, menyediakan kebutuhan orang-orang dan pemerintahan di seluruh dunia yang tidak bisa mereka penuhi.
Ini dimaksudkan bahwa AS harus mendukung lembaga-lembaga internasional , mengaitkan kepentingan AS dengan pembangunan internasional , memajukan kesehatan publik , meningkatkan interaksi masyarakat sipil AS dengan negara lian, memelihara ekonomi internasional yang terbuka, dan secara serius mengurusi perubahan iklim. Secara kelembagaan, Smart Power ini menghendaki adanya keseimbangan peran antara Departemen Luar Negeri yang lebih berfungsi diplomatik dan Departemen Pertahanan yang berfungsi militeristik. Seperti kita ketahui, selama pemerintahan Bush kebijakan-kebijakan luar negeri AS lebih sering disetir dari Dephan ketimbang Deplu. Anggaran Dephan per tahunnya mencapai hampir setengah triliun dolar, sedangkan Deplu hanya dijatah 36 miliar dolar.
Meski AS dalam keadaan resesi ekonomi, tak dapat dipungkiri bahwa AS masih merupakan negara adidaya yang ramah dan masih diharapkan untuk memainkan peran pentingnya dalam kanca dinamika politik , ekonomi , pertahanan dan keamanan , serta sosial-budaya internasional.China, India, Rusia, dan Brasil dapat saja dikatakan sebagai kekuatan-kekuatan dunia yang sedang bangkit atau bangkit kembali. Namun,kekuatan kumulatif AS masih jauh lebih unggul dari negara-negara tersebut. Eropa, Timur Tengah, dan Asia Timur Laut akan menjadi negara utama yang mendapatkan perhatian khusus dalam politik luar negeri AS . Diprediksi masa depan hubungan AS-Rusia, AS-Uni Eropa, AS-negara-negara Timur Tengah, AS dengan Jepang, China,Taiwan dan Korea Selatan akan selalu menjadi perhatian utama AS. Asia tengggara yang semakin berkembang juga menjadi perhatian Amerika Serikat. Negara terpenting dalam perhatian AS ke Asia Tenggara adalah Singapura ,Thailand , Vietnam , dan Filipina mendapatkan tempat khusus dalam politik luar negeri AS.
Masalah Obama lainnya adalah Terorisme yang merajalela semakin hari , apalagi 11 september 2001 adalah hari buruk bagi Amerika Serikat , saat itu jaringan teroris membuat Amerika terpukul dan sangat terpuruk. Teroris yang diduga berasal dari jaringan Al-qaedah pimpinan Osama bin Laden ini memporak-porandakan Amerika dalam satu hari , disaat itu Bush merupakan Presiden Amerika dan disaat itu pula , Bush melakukan kesalahan – kesalahan fatal yang membuat Amerika menjadi negara yang dikecam dan dikucilkan oleh Dunia. Bush saat itu sangat memerangi Islam , karna dianggap islam adalah tempat jaringan terorisme lahir. Tapi disaat sekarang Obama mulai merangkul islam dan Obama mengatakan akan menempuh jalan baru dengan menciptakan hubungan baru secara langsung melalui hubungan saling menghormati dan mengedepankan kepentingan bersama.
Al-Qaeda dan Osama bin Laden adalah ancaman nomor satu bagi keamanan AS, setelah sebuah rekaman suara baru muncul dari Osama , yang berisi “Kami akan melakukan apa saja semampu kita untuk meyakinkan bahwa mereka tidak dapat menciptakan tempat berlindung yang aman yang dapat menyerang Amerika.
Dalam konteks mengatasi ancaman dan perseteruannya dengan kelompok teroris internasional , Obama menyadari betul bahwa ancaman teror terhadap AS harus diselesaikan dengan gabungan smart dan hard power. Obama akan melakukan tekanan lebih serius terhadap kelompok-kelompok teroris di Afganistan dan dia akan menetralisir pengaruh terorisme di negara-negara muslim.
Osama Bin Laden adalah produk budaya yang memperkuat rasa permusuhan, rasa tidak percaya dan dan kebencian mereka terhadap Barat khususnya AS. Budaya ini tidak mendewakan terorisme tetapi menyalakan fanatisme yang sudah ada dihati mereka. Masalahnya bukanlah Osama Bin Laden yakin kalau ini adalah perang suci melawan Amerika, masalahnya adalah jutaan orang di negara-negara Islam kelihatannya setuju. Inilah sebenarnya masalah yang harus diselesaikan oleh AS. Kini AS dibawah Obama memasuki babak baru dalam membuat negaranya aman dan tenteram. Ancaman teroris harus dinetralisir segera karena teroris memang ancaman utamanya yang nyata dan tak terduga, pernah mengharu birukan AS dengan meruntuhkan menara World Trade Center.
Obama memfokuskan kekuatan militernya di palagan bergunung Afganistan, membungkam Al-Qaeda, sementara dilpomasi pintarnya akan lebih diutamakan khususnya kepada negara-negara muslim. Bila AS dapat membantu negara-negara Islam dan negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam seperti Indonesia memasuki kehidupan yang lebih maju, bermartabat dan penuh dengan kedamaian, maka hasilnya akan dirasakan oleh Amerika jauh lebih besar dari pada hanya sekedar mengatasi ancaman terorisme. Nampaknya memang jalan ini yang akan ditempuh oleh AS dibawah kepemimpinan Obama. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar didunia, Indonesia harus menempatkan rasa percaya diri yang lebih besar dan pintar dalam berhubungan dengan anak menteng yang kini menjadi penguasa dunia.
Masalah internasional lainnya adalah Kebijakan AS untuk menyelesaikan konflik di Jalur Gaza. Partai Demokrat sebenernya jauh lebih dekat dengan lobi-lobi Yahudi di AS seperti dengan America-Israel Public Affairs Committee (AIPAC) dibandingkan dengan Partai Republik.
Namun, masyarakat Yahudi Amerika juga ada yang sangat progresif dan properdamaian
dengan slogan kampanye mereka ”PeaceNow” seperti organisasi ”J Street” yang baru berdiri di
AS. Kampanye ”PeaceNow” juga dikembangkan oleh kalangan Yahudi di Israel sendiri dengan
slogan ”Peace in the Palestine=Peace in Israel”.
Disini Presiden Obama dan Menteri Luar negeri Hillary Clinton perlu membuktikan kalau Amerika Serikat , yang dikenal negara Adidaya itu mampu melakukan lobi – lobi pada Israel dan Yahudi serta menguatkan titik – titik kekuasaan yang sebelumnya sudah Amerika tanamkan pada beberapa negara Arab yang dianggap akan mampu memberi dukungan positif bagi perdamaian di Timur tengah.

III. Penutup & Kesimpulan

Amerika Serikat negara adidaya yang kuat dan mempunyai banyak pengaruh dikanca dunia internasional. Diplomasi Amerika melewati banyak fase-fase perubahan dikarenakan perbedaan pemikiran yang Presiden Amerika miliki , Presiden George.W Bush yang mengatur Amerika dengan Hard power diplomasinya. Ketika Amerika berada di kekuasaan Bush , Amerika dianggap negara yang kejam , keras , dan sangat mengagungkan sifat Hegemoni yang dimilikinya. Ini membuat negara mengucilkan , tidak menyukai Amerika dan bahkan warga negara Amerika sendiri tidak setuju atas kebijakan – kebijakan yang Bush buat. Amerika dinilai ingin selalu menjadi negara yang paling depan dalam pembuat keputusan , menjadi negara penindas dan banyak hal lain lagi yang membuat nama Amerika jelek dan terpuruk. Pada masa pemerintahan Bush juga , Amerika mendapatkan pengalaman buruk akan kejamnya terorisme , yaitu diserangnya titik-titik penting dan berpengaruh di Amerika pada tanggal 11 september 2001 oleh teroris Al-qaeda pimpinan Osama bin Laden , disaat itu Bush menjadi Center of attention karna Bush wajib melindungi dan mengambil tindakan sebagai Presiden Amerika. Tetapi ternyata Bush juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk kepentingannya sendiri. Setelah Bush habis masa pemerintahannya , datanglah sosok baru yang terpilih sebagai Presiden Amerika kulit hitam pertama yaitu Barack H Obama. Obama terpilih sebagai Presiden Amerika disaat Amerika sedang benar-benar membutuhkan pemimpin baru yang mampu membawa Amerika bangkit kembali dari keterpurukannya , baik dari struktur ekonomi , keamanan maupun hubungan diplomatiknya dengan dunia. Obama yang berasal dari partai Demokrat yang memiliki gaya yang lebih mengayomi memikirkan masyarakat baik dari ekonomi , kesehatan , keamanan , kenyamanan , dan cenderung menggunakan soft power. Smart power diplomacy adalah dasar pemikiran Obama dalam mengatur dan membangun Amerika Serikat. Bersama Joe Biden (wakilnya) dan Hillary Clinton (menteri luar negeri) , AS mengambil langkah yang lebih mendasar dalam Smart Power Diplomacy. Banyak masalah – masalah yang sudah menunggu Obama untuk ditangani , mulai dari membangun citra AS menjadi baik kembali , mengangkat keterpurukan Ekonomi di AS dan masalah – masalah internasional lainnya.

Jadi Smart power yang Obama jalankan juga merangkul dan mengajak banyak pihak hampir diseluruh dunia untuk ikut berpartisipasi mermbawa Dunia dan menghilangkan masalah – masalah internasional yang kian waktu terus berkembang. Islam yang dulu adalah salah satu musuh Amerika , sekarang sudah mulai dirangkul untuk bekerja sama. Smart power yang Obama pilih membuat Amerika merubah image-nya dalam sekejap, Amerika negara dikenal sebagai negara yang hegemoninya tinggi sekarang sudah berkurang dan lebih ramah dari sebelumnya.
Apa yang Obama coba bangun kembali merupakan sebuah awal untuk membuat Amerika menjadi baik dan membuat dunia juga menjadi lebih baik dengan hubungan – hubungan yang tercipta dengan Amerika , semoga apa yang Obama dan AS terus lakukan dan kembangkan bisa membawa dampak positif baik bagi AS sendiri , dan dampak positif bagi dunia juga.

Daftar Isi

1 . kompas.com/tanggung _jawab_obama /21 Januari 2009 /10:51
2 . Rencana Obama dengan kedamaian dunia/pengarang alterman albright
3 . Jurnal New York times/Obama_Joebiden_hillary/2009 january 20/19:18
4 . Ikrarnusabakti.blogspot.com/Monday, 19 January 2009/22:12
5 . Jurnal New york times/the_new_beginning_of_Amerika/Januari 15th, 2009
6 . Wikipedia.com/invasi irak ke amerika yang terjadi pada tanggal 11 september 2001
7 . Harian Seputar Indonesia/ancaman_osama_bin_laden/Senin 19 Januari 2009

1 komentar:

  1. Referensi tidak ada buku? Wikipedia tidak valid dijadikan sumber referensi. Teknis penulisan tidak bersifat akademis, namun banyak menggunakan istilah popular yang cenderung value judgement. Konsep smart power tidak dipaparan secara jelas dan subjek analisa membningungkan antara As sebagai unit penjelasan atau dinamika internal ideologi Partpol Demokrat vs Republik yang mempengaruhi pola diplomasi AS. Fokus membahaskan kabur.

    BalasHapus